![]() |
Lukisan kerja 100 hari itu, tergambar mulai dari bersih-bersih wajah Kota Bima.
Sampah yang berserakan di sudut-sudut Kota yang terbingkai dalam Program BISA, reformasi kerja dan disiplin dilingkup birokrasi hingga penataan Kota Bima, mulai terlihat perubahan yang signifikan.
Dari sudut religius, seluruh warga dan aparatur birokrasi pun diawali dengan penyadaran untuk disiplin dalam menjalankan ibadah tepat waktu.
Tiga OPD yang menjadi pilar utama program BISA, bukan saja diajak bertanggung jawab, lebih dari itu disentuh nuraninya, agar memiliki rasa dan tanggung jawab, kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi.
Wajah Kota Bima, betul-betul-betul "Disulap" meski belum maksimal dalam kurun 100 hari kerja.
Mulai dari batas Kota Bima, Kawasan Amahami, Serasuba hingga di titik strategis lainya di Kota Bima, telah tampak perubahan.
PKL yang awalnya sembrawut kini mulai tertata."Kami tidak melarang PKL berjualan. Kami menata seluruh kawasan Kota Bima agar terlihat tertib dan tidak jadi PKL permanen. Ini saya harus lakukan, tanpa melihat apakah itu pendukung saya atau tidak,"kata Aji Man dan Aba Feri dalam setiap momentum.
Pemerhati pemerintahan Kota Bima, Muhsin Yusuf SH Mantan Ketua KNPI Kota Bima pun bernada memuji, langkah cepat Man-Feri dalam merubah wajah Kota Bima yang lebih baik dalam segala sisi.
Katanya, Man-Feri mampu bekerja cepat meski didukung birokrasi belum "halal" alias belum definitif atau belum dibongkar pasang sesuai keinginan Man-Feri sebagai Kepala Daerah.
"Man-Feri memang belum merombak kabinetnya di birokrasi, tetapi sudah mampu merealisasikan sederet kerja nyata, dalam 100 hari kerjanya,"ujar Rigen-sapaannya-
Sarannya, meski belum maksimal capaian 100 hari kerjanya, teruslah berbenah, meski kritik menyelarasi kepemimpinan Man-Feri.(RED)
0 Komentar